Indostats | Free counter Indonesia Berita: Teori 'Otak' cara membuat Robott

Minggu, 03 Januari 2010

Teori 'Otak' cara membuat Robott

Jakarta - Para ilmuwan di Jerman berhasil menemukan cara untuk membuat robot berjalan seperti manusia. Bukan hanya mirip, robot ini dapat berjalan lebih cepat dibandingkan robot serupa yang sudah ada.

Robot bernama Runbot, sebuah robot berkaki dua yang bisa bergerak sejarak kecil kaki panjang tiga kali dalam satu detik. Ini hanya sedikit lebih lambat daripada kecepatan berjalan manusia dengan cepat.
SEBELUM MELANYJUTKAN KLIK DULU 2 BANNER DI BAWAH INI

Support System Marketing Online


Robot ini menggunakan teori 'otak-lutut' pertama kali diusulkan oleh Nikolai Bernstein pada tahun 1930-an. Teori dasarnya menunjukkan bahwa otak manusia (yang ada di kepala) tidak hanya untuk memproses cara berjalan.

Otak, ujar Bernstein, hanya bekerja ketika berlari dari satu permukaan ke permukaan lain, misalnya dari lantai ke rumput, atau saat permukaan tidak rata. Selebihnya, kemampuan berjalan ditangani oleh 'otak' alias saraf-saraf di tulang belakang dan kaki, termasuk lutut.

Support System Marketing Online


Dengan menerapkan teori tersebut, Profesor Florentin Woergoetter dan tim dari Universitas Gottingen, Jerman, berhasil membuat Runbot. Tim Woergoetter mencakup ilmuwan dari berbagai latar belakang, termasuk Poramate Manoonpong, Tao Geng, Tomas Kulvicius dan Bernd Porr.

Tidak Awkward Robot

Kami berjalan ke sebuah bukit, Woergoetter berkata, 'otak-lutut' Runbot akan menganggap tidak ada masalah. Namun ketika tubuh Runbot terjatuh karena gaya gravitasi menariknya ke belakang sistem 'otak atas' Runbot akan mendeteksinya dan melakukan perubahan.

Selanjutnya, Woergoetter mengatakan, perubahan akan diterapkan ke 'otak-lutut' bahwa 'otak' tidak harus terus melakukan proses. "Kesulitan dalam robot, adalah menerapkan gerakan pada waktu yang tepat, dalam hitungan milidetik, sehingga tidak jatuh," jelasnya.

Runbot memiliki cara jalan yang berbeda dengan robot populer seperti Asimo, atau sejenisnya. "Robot adalah pejalan kinematis, mereka berjalan selangkah demi selangkah dan memperhitungkan setiap sudut setiap milidetik," ia menjelaskan.

Melalui teknologi kecerdasan buatan dan rekayasa robotika, Woergoetter mengatakan ini adalah proses yang kompleks dapat dilakukan. "Tapi sangat aneh. Manusia tidak berjalan seperti itu. Menghentak mesin-mesin besar seperti robot, kami ingin membuat robot yang berjalan seperti manusia," katanya.

Saat ini tim berpikir tentang bagaimana menerapkan Runbot untuk membuat robot yang lebih besar. Runbot juga akan dikembangkan untuk bereaksi lebih cepat dan lebih adaptif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar