Indostats | Free counter Indonesia Berita: Investor Nantikan Data Pengangguran

Senin, 09 November 2009

Investor Nantikan Data Pengangguran

Pertengahan pekan lalu, para investor di bursa saham Wall Street menyambut gembira bangkitnya ekonomi Amerika Serikat (AS), ditandai dengan positifnya tingkat produk domestik bruto (GDP) di triwulan ketiga - setelah terus menurun dalam setahun terakhir.

Namun, pekan lalu juga berakhir anti klimaks setelah semua indeks utama kembali anjlok. Pasalnya, para investor kembali kurang yakin mengenai percepatan pemulihan ekonomi AS di bulan-bulan terakhir tahun ini.

Itulah sebabnya, setelah sempat naik 200 poin mengikuti berita positif GDP AS, indeks harga saham industri Dow Jones Jumat pekan lalu malah anjlok 250 poin. Pekan ini, para investor menantikan sejumlah data penting, yang bisa menentukan apakah pasar saham terus tergelincir atau justru kembali bangkit.
KLIK DULU AH BANNER DIBAWAH INI

Support System Marketing Online



p>Support System Marketing Online


Diantara sejumlah laporan yang dinantikan para pelaku pasar adalah data pengangguran, manufaktur, sektor jasa, dan penjualan rumah. Angka-angka pada data itu diharapkan bisa mendukung positifnya tingkat GDP di triwulan ketiga, yang tumbuh 3,5 persen.

Selain itu, pekan ini pimpinan Bank Sentral AS, The Fed, akan bertemu selama dua hari untuk membahas perkembangan ekonomi dan penentuan tingkat suku bunga. Saat ini tingkat suku bunga acuan The Fed berada pada level 0 persen.

Lembaga survei Institute for Supply Management awal pekan ini juga mengumumkan indeks sektor manufaktur selama Oktober. Jill Evans, manajer portofolio dari Alpine Dynamic Fund di Purcahse, New York, menilai bahwa kendati belanja konsumen masih rendah, sejumlah elemen seperti manufaktur diharapkan kian membaik bersamaan dengan pemulihan ekonomi di sejumlah negara.

Sering turunnya nilai tukar dolar dalam beberapa pekan terakhir bisa membuat harga ekspor AS menjadi murah dan atraktif bagi para pembeli asing. "Menurut saya, kita sedang mengalami situasi tarik-ulur," kata Evas, merujuk pada perbaikan di sejumlah sektor bisnis dan masih rendahnya belanja konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar