Indostats | Free counter Indonesia Berita: Investor Cemaskan Naiknya Pengangguran di AS

Senin, 09 November 2009

Investor Cemaskan Naiknya Pengangguran di AS

Para pelaku bursa saham Wall Street, New York, kini merasa sulit untuk kembali mendongkrak indeks harga saham secara signifikan. Reli selama enam bulan terakhir, yang membangkitkan indeks sebesar lebih dari 45 persen, makin berat untuk dilanjutkan saat para investor menyadari pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) tidak secepat yang dibayangkan.

Pasalnya, "Saat ini tidak ada katalis untuk mendongkrak kembali harga di pasar," kata Brett D'Arcy, chief investment officer dari CBIZ Wealth Management Group di San Diego. "Kita cuma bisa berharap agar situasi tidak bertambah buruk sebelum bergerak ke arah yang lebih baik," lanjut D'Arcy.
KLIK DULU AH BANNER DIBAWAH INI

Support System Marketing Online



p>Support System Marketing Online


Di Wall Street, Senin 7 Agustus 2009 merupakan waktu libur dalam rangka perayaan Hari Buruh. Namun, pada perdagangan di pekan yang pendek ini para investor menanti laporan ekonomi dari Bank Sentral AS (Beige Report) dan proyeksi dari Universitas Michigan mengenai kepercayaan konsumen di bulan September.

Selain itu, para investor juga menanti laporan terbaru mengenai tingkat pengangguran, yang akan diumumkan Jumat mendatang, dan laporan mengenai penjualan ritel serta tingkat belanja konsumen. Ketiga laporan itu dalam setahun terakhir menjadi barometer penting bagi para pelaku bursa dalam membaca situasi cepat tidaknya pemulihan ekonomi di AS.

Mike Rubino, CEO Rubino Financial Group di Troy, Michigan, menilai bahwa para pelaku pasar selama sangat menantikan perkembangan yang signifikan atas laporan turunnya pengangguran dan naiknya tingkat belanja konsumen. Namun, hingga kini, tanda-tanda itu belum muncul.

"Kami menilai angka-angka saat ini malah lebih buruk," kata Rubino merujuk kepada terus bertambahnya tingkat pengangguran. "Kita masih terus bermasalah dengan sektor lapangan kerja," lanjut Rubino.

Buktinya, Departemen Tenaga Kerja AS Jumat pekan lalu mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran di bulan Agustus tetap naik, bahkan lebih besar dari perkiraan yaitu dari 9,4 persen di bulan Juli menjadi 9,7 persen. Kendati demikian, muncul pula laporan yang menggembirakan bahwa bulan lalu kian sedikit kasus baru pemutusan hubungan kerja di AS.

"Kami benar-benar berharap bahwa sektor tenaga kerja bisa membaik sehingga bisa meningkatkan belanja konsumen," kata Ingrid Nedershot, presiden Hendershot Investment di Bristow, Virginia. "Bila tingkat pengangguran terus bertambah, pemulihan [ekonomi] akan berjalan lesu," lanjut Nedershot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar